Keterangan diperoleh, Selasa (25/12) siang, istri Suwardi (42) karyawan kebun PT RSK seperti biasa ketika bekerja sebagai pemanen dibantu keluarga istri dan anaknya. Sebelum berangkat ke areal kebun, istrinya memasak nasi dan lauk pauk untuk sarapan pagi serta makan siang.
Setelah memasak nasi dan menyediakan lauknya dengan membuat sambal ikan asin tongkol, sekaligus membungkusnya untuk sarapan di ancak bersama teman-temannya sekerjanya dan siang hari usai kerja mereka masing masing pulang ke rumah.
Begitu tiba di rumah, mereka makan siang bersama anaknya Budi(14) dan Dimas (6) dengan lauk sambal ikan yang dimasak pagi hari, usai makan istrinya merasa kepalanya pusing, perut mulas, tak lama muntah-muntah.
Melihat keadaan istrinya, Suwardi memanggil ibunya berdomisili di jiran C Desa Sidodadi Pangkatan, ibunya menyarankan kepada Suwardi agar istrinya cepat dibawa ke rumah sakit umum Rantau-prapat,setelah mendapat perawatan inap, Rabu (26) sore istrinya meninggal dunia,
Jenazahnya dikebumikan di kuburan islam Desa Sidodadi Pangkatan. Namun begitu usai istrinya dikebumikan anaknya Budi(14) meninggal dunia mengalami sakit yang sama muntah-muntah dan perut mual kepala pening.
Duka keluarga belum sirna, Suwardi sendiri serta anak bungsunya Dimas(6) juga mengalami sakit yang sama hanya berselang tidak berapa lama.Melihat situasi itu, perusahaan membawa Suwardi serta anaknya ke salah satu rumah sakit di Medan untuk perawatan intensif. Ganto (52), pakcik korban di rumah duka, Sabtu(29/12) sore menjelaskan pada Analisa, kronologi kejadian keluarga kemanakannya.
Menurut Ganto, mereka merasa heran sebab paginya mereka memakan nasi serta lauk sambal ikan bersama teman kerjanya tetapi teman-temannya tidak apa-apa, mengapa usai makan siang dengan menu yang sama mereka keracunan.
“Lebih mencurigakan kami, kuali tempat sambal ikan ketika hendak diambil pihak kepolisian untuk sampel sudah dicuci bersih, siapa yang mencuci kuali itu,masih dalam tanda tanya,” kata Ganto di komplek perumahan karyawan PT RSK.
Sudah menjadi kebiasaan, jika mereka berangkat kerja tidak pernah rumah dikunci bebas keluar masuk, menjadi teka-teki kuatir jika ada orang yang iri hati atau jahil menaruhkan racun ke dalam kuali, tapi kasus ini diserahkan pada pihak yang berwajib, katanya. (dc)
Article source: http://www.wartanews.com/monaspolitan/78e8dca7-b5cc-2ecf-5890-d61679a19feb/fpi-gugat-penerbit-buku-yang-mencemarkan-nabi-muhammad
Usai Makan Siang Sekeluarga Keracunan 2 Tewas dan 2 Kritis
0 comments :
Post a Comment