Wednesday, January 16, 2013

Banjir Satu Meter, Warga Mengungsi di Makam

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian warga di Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan, Rabu (15/1/2013), mengungsi di makam pahlawan Wijaya Kusuma. Makam ini berada di permukaan yang tinggi sehingga air luapan Kali Angke tidak masuk ke area pemakaman tersebut.

Makam tersebut merupakan makam salah seorang penguasa pada masa kekuasaan Pangeran Jayakarta. Wijaya Kusuma yang bertugas sebagai penasihat pengeran telah memberikan banyak sumbangsih kepada masyarakat di wilayah sekitar Grogol Petamburan.

Salah seorang pengungsi, Hadidoyo (60) mengatakan sudah mengungsi di makam tersebut selama tiga hari. Kondisi rumahnya yang banjir setinggi satu meter membuatnya terpaksa mengungsi di makam ini. “Tempat yang agak tinggi dan dekat dari rumah cuma di sini. Jadi kita ngungsinya di sini,” kata Hadidoyo.

Hadidoyo dan beberapa pengungsi lain lebih nyaman mengungsi di area pemakaman Wijaya Kusuma. Selain dekat dengan tempat tinggal, area pemakaman juga memiliki atap dan lantai yang bersih, sehingga ia bersama pengungsi lainnya tidak perlu berjejal ditenda, belum lagi jika hujan turun dan tenda pengungsian alami kebocoran.

Alasan lainnya, karena sehari-hari Hadidoyo memang bertugas menjadi penjaga makam pahlawan cagar budaya Wijaya Kusuma. Makam yang sudah berdiri sejak zaman Ali Sadikin ini memberikan banyak manfaat kepada dirinya, keluarga, maupun masyarakat sekitar.

Setiap banjir besar lima tahunan, Hadidoyo selalu mengungsi di makam tersebut. Ia sendiri sudah menjadi penjaga makam generasi ketiga dari Marto, kakeknya yang sudah wafat. “Saya generasi ketiga. Pertama kakek saya, Marto, kemudian ayah saya, Kiran, dan sekarang saya,” ungkapnya.

Sementara Maih (51), Ketua RW 5 Wijaya Kusuma mengatakan, lokasi RW 5 rata-rata memang mengalami banjir. Sebanyak 13 RT di RW 5 tergenang air mulai dari 30 sentimeter sampai 1,5 meter. Tempat pengungsian warga RW 5 dibagi menjadi tiga lokasi, yaitu di pemakaman Wijaya Kusuma, mushala RT 1 Baitul Ihsan, dan Masjid Nurul Islam.

Lokasi banjir RW 05 memiliki 13 RT yang terdiri dari 2.500 jiwa. Struktur tanah yang lebih rendah membuat air dari kali Angke pasti mengarah ke pemukiman warga di Wijaya Kusuma. Selain itu, kondisi pemukiman warga yang mayoritas kumuh membuat resapan air tidak lagi berfungsi.

Bangunan yang padat dan saluran air yang kurang membuat lokasi ini tidak pernah absen dari banjir tahunan. “RW 5 ini bisa dibilang kantung air. Air dari mana-mana bermuaranya di sini,” kata Maih.

Walaupun ada 2.500 jiwa yang rumahnya terendam banjir, hanya sekitar 30 persen warga yang tinggal di pengungsian. Sedangkan 70 persen lainnya masih bertahan di lantai dua rumah masing-masing. Mayoritas warga tidak mau mengungsi karena tidak mau repot tinggal di pengungsian. Mereka merasa mudah melakukan aktivitas di dalam rumah sendiri.

Dalam banjir ini, Maih dan pengungsi lainnya hanya berharap pemerintah memberikan bantuan makanan kepada warga yang membutuhkan. Selain itu, selimut juga sangat diperlukan karena kondisi cuaca yang dingin dan sering turun hujan.






Article source: http://us.dunia.news.viva.co.id/news/read/338054-hidayah--wanita-inggris-masuk-islam-di-gaza


Banjir Satu Meter, Warga Mengungsi di Makam

0 comments :

Post a Comment