Monday, January 28, 2013

Sepak Bola Sektarian Ala Israel

INILAH.COM, Moskow – Pelecehan rasial di sepak bola sudah sering terjadi di liga-liga top dunia. Samuel Eto’o yang berkulit hitam ketika bermain di Barcelona, contohnya, sering diejek para pendukung Real Madrid.

Nah, sekarang pelecehan sudah berkembang dan cenderung menjadi penistaan agama. Setidaknya fenomena ini muncul di negara Yahudi, Israel. Dua orang pesepak bola Muslim asal Chechnya warga Federasi Rusia rencananya akan menandatangani kontrak dengan klub Beitar, Yerusalem, yang dimiliki pria kelahiran Rusia Arkady Gaydamak, tulis RIA Novosti.

Gaydamak berharap Zaur Sadaev (penyerang spesialis pengganti yang berusia 23 tahun) dan Dzhabrail Kadiev (bek yang biasa duduk di bangku cadangan berusia 19 tahun) segera menandatangani kontrak dengan Beitar. Kedua pemain ini didatangkan dari klub Terek Grozny, Chechnya, yang menduduki peringkat lima di liga Rusia.

Berita perkruitan pemain Islam asal Chechnya ini memicu amarah dan amuk para penggemar Beitar yang chauvinistik dan ekstrem. Mereka bilang, Beitar tak pernah menandatangani kontrak pemain berkebangsaan Arab atau beragama Islam.

Mereka mengejek para pemain Chechnya itu dengan menggelar spanduk “Beitar akan selalu murni” pada pertandingan Sabtu pekan lalu. Tiga orang fans Beitar ditangkap polisi.

“Saya malu dengan para pendukung Beitar yang menjadikan isu rasisme sebagai bagian integral dari agenda mereka. Kami minta para penggemar Beitar dan warga Israel lainnya agar membuang pikiran jelek semacam itu,” ujar deputi PM Rusia Moshe Yaalon, yang mengaku sebagai penggemar berat Beitar, di akun Twitternya.

“Kita tak bisa mengabaikan rasisme seperti ini, karena isu seperti ini belakangan ini diarahkan kepada masayarakat Yahudi,” ujar Yaaloon.

Yaalon mengatakan, para penggemar Beitar memajang spanduk berbau penistaan agama, padahal hari Minggu kemarin itu adalah Hari Internasional Mengenang Holocaust di Eropa. Yaalon meminta polisi dan asosiasi sepak bola Rusia mengambil tindakan tegas.

Sebelumnya Beitar menandatangani kontrak dengan seorang pemain Muslim, Ibrahim Nadalla, asal Nigeria, yang cabut meninggalkan Israel begitu kakinya menginjak bandar udara Tel Aviv pada 2005. Para pendukung Beitar mengobarkan semangat anti-pemain Muslim, memang.

Beitar yang menduduki peringkat empat di Liga Israel dan Terek peringkat lima di liga Rusia, keduanya berusaha masuk dalam kompetisi Eropa musim depan. Michel Platini yang mengelola persepakbolaan Eropa dengan hati, mesti mencermati kecederungan sektarianisme dalam sepak bola. [mdr]

Article source: http://www.dw.de/dw/article/0,,16066118,00.html


Sepak Bola Sektarian Ala Israel

0 comments :

Post a Comment