Wednesday, March 27, 2013

Berdakwah Dana Sendiri, Mualafkan 250 Orang Setahun

Berdakwah Dana Sendiri, Mualafkan 250 Orang Setahun

Ustad Syamsi Ali, Ulama Besar Amerika Menyebarkan Islam

Padang Ekspres • Rabu, 27/03/2013 13:43 WIB • • 25 klik

Ustad Syamsi Ali memberikan ceramah, di Masjid Istiqomah, Sawahan, Kecamatan Pad

Geliat Islam kian terasa sejak 10 tahun terakhir di Amerika Serikat. Di Islamic Center of New York, tercatat 250 orang mualaf tiap tahun. Salah seorang tokoh paling berpengaruh di balik syiar Agama Islam di negeri Paman Sam itu adalah Ustad Syamsi Ali.

 

DUA hari lalu—Senin hing­ga Selasa (24-25/3)—Ustad Syamsi Ali melakukan kun­jungan dakwah ke Padang. Sebelumnya, ulama besar Ame­rika ini juga mengunjungi Ja­kar­ta, Balikpapan, Bulukumba dan Makassar (Sulawesi Sela­tan). Setiap kunjungannya, Ustad Syamsi berbagi spirit mengembangkan Islam di ne­geri Barack Obama itu.

 

“Dakwah Islam di Amerika didanai kantong sendiri. Di sana, dai tidak digaji. Tak jarang pula, saya dicurigai karena perawakan tidak bule,” papar Ustad Syamsi ketika ditemui Padang Ekspres di Masjid Istiqomah, Sawahan, Kecamatan Padang Timur, ke­marin (26/3).

 

Dua hari di Padang, agenda Ustad Syamsi benar-benar pa­dat. Senin, Ustad Syamsi ber­ceramah di Masjid Jabal Rah­mah Komplek PT Semen Pa­dang, Indarung dan Kam­pus UPI. Kemarin, Ustad Syam­si ceramah di Masjid Nurul Ilmi Kampus Universitas Andalas Limaumanih usai Shalat Subuh, siangnya ke Masjid Istiqomah, dan sejumlah agenda lainnya.

 

Perdamaian dunia diyakini Ustad Syamsi, dapat terwujud jika keadilan tercapai karena keadilan bermuara pada kese­jahteraan. Untuk mewujudkan itu, seluruh kegiatan manusia haruslah beranjak dari nilai-nilai keislaman.

 

“Seperti pedagang, jual beli dengan kaidah mu’amalah, tenaga pendidik mengajar de­ngan mawaddah wa rahmah, dan politikus menjadikan poli­tik wahana untuk membangun masyarakat adil dan berkea­dilan sesuai tuntunan syariat,” katanya.

 

Pertarungan dakwah di Amerika, turut mewarnai pe­nga­jian Ustad Syamsi Ali. Upa­ya membangun hubungan baik dengan agama lain, menu­rut Ustad Syamsi, merupakan usa­ha tidak mudah. Rutinitas itulah yang digelutinya usai me­nerima tawaran berdakwah di New York awal tahun 1997 lalu.

 

Kesempatan berdakwah di Paman Sam, berawal pada musim haji tahun 1996 lalu. Waktu itu, Ustad Syamsi ber­kesempatan berceramah di Konsulat Jenderal RI Jeddah di Arab Saudi. Putra Bulukumba, Sulawesi Selatan itu bertemu jamaah haji luar negeri, ter­masuk Dubes RI untuk PBB. Dari situlah tawaran ber­dak­wah di New York meng­ham­pirinya. Kini, pria kelahiran 5 Oktober itu dipercaya sebagai imam besar di Islamic Centre of New York.

 

Geliat Islam di Amerika akhir-akhir ini memang me­nak­jubkan. Ketertarikan warga setempat terhadap Islam sema­kin meningkat. Namun, gairah itu belum diiringi dengan kebe­radaan dai di Amerika Serikat. “Ini bertolak belakang dengan Indonesia. Jumlah dai terus meningkat, sementara kecinta­an penganut makin menurun. Kegiatan keagamaan sebatas simbolisasi. Seakan menga­baikan nilai-nilai substansi,” ujarnya.

 

Melalui kegiatannya selama dua minggu di Indonesia ini, Ustad Syamsi ingin mengin­formasikan gerak dakwah dan pertumbuhan muslim di Ame­rika. Road show dakwah ini bertajuk “Meretas Dakwah Melintas Batas”

 

Ustad Syamsi memiliki kei­nginan kuat memiliki gedung khusus di New York untuk pusat pembinaan para mualaf. Gedung juga berfungsi mencip­takan dai-dai bule; berkulit putih, bermata biru, dan be­ram­but pirang. “Kita akan satukan visi menciptakan dai-dai baru lewat pembinaan in­ten­sif,” ujar Ustad Syamsi.

 

Selain jadi imam besar pada Islamic Center, masjid terbesar di New York, Ustad Syamsi juga dipercaya menjadi Direktur Jamaica Muslim Center. Ini ada­lah yayasan dan masjid di ka­wa­san timur New York yang dikelola komunitas muslim asal Asia Selatan, seperti Bangla­desh, Pakistan dan India.

 

“Amerika dalam banyak hal, lebih pantas dikatakan negara Islam ketimbang ba­nyak negara yang diakui seba­gai negara Islam saat ini,” kata pria berasal dari sebuah desa kecil di Sulawesi Selatan tersebut.

 

Negara kiblat demokrasi dunia itu, katanya, lebih banyak menegakkan syariat Islam ke­tim­bang negara-negara menga­ku mengusung syariat. “Seo­rang muslim paham soal kon­sep masyarakat dalam Islam, tidak akan pernah mem­per­masalahkan itu lagi. Sebalik­nya, nonmuslim harusnya tidak perlu over worried mengenai hal tersebut,” tegasnya.

 

Di setiap dakwahnya, Ustad Syamsi senantiasa menyebut­kan bahwa Islam adalah agama mengakui persaudaraan umat manusia. “Islam tak membenci umat lain. Justru Islam datang untuk mengangkat derajat manusia,” kata Ustad Syamsi.

 

Dia termasuk ulama berpe­ran penting mengembalikan kepercayaan warga Amerika pasca-serangan teroris gedung WTC pada 11 September 2001 lalu. Sejak itu, semakin banyak orang di Amerika Serikat ingin tahu lebih mendalam mengenai Islam. “Inilah tugas saya untuk memberi penjelasan sebe­nar­nya soal Islam yang rahmatan lil alamin,” katanya.

 

Kepiawaian Ustad Syamsi berdakwah sudah tampak sejak menjadi santri di Pondok Pe­san­tren Bulukumba. Setamat pesantren, dia menimba ilmu ke Arab Saudi dan Pakistan. Sebelum menjadi lokal staf di Perwakilan Tetap RI di New York, dia mengharumkan citra Islam Indonesia yang moderat dengan aktif di berbagai forum internasional. (cr1)

 

[ Red/Administrator ]

Article source: http://www.merdeka.com/artis/kena-demam-harlem-shake-jessica-iskandar-joget-nungging.html


Berdakwah Dana Sendiri, Mualafkan 250 Orang Setahun

0 comments :

Post a Comment