Banyak pihak memperkirakan tahun 2014 sebagai tahun di mana koalisi
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dipimpin oleh Amerika Serikat akan keluar dari
Afghanistan. Sasaran itu tampaknya semakin tidak bisa dicapai mengingat keadaan
perang yang belum selesai. Gambaran ini terus berubah setiap harinya sebagaimana
halnya merespons kebutuhan akan sumber daya.
Pada awalnya, penunjukan A.S. atas Afghanistan sebagai sekutu terbaru
non-NATO yang utama mengantar ke gelombang transformasi. Gerakan itu sendiri tidak
saja mengikat baik warga Afghanistan dan Amerika untuk waktu yang lama tetapi juga
dapat melindungi kepentingan kedua negara tersebut di masa depan. Sementara itu,
berbagai kelompok kepentingan menunggu dengan tidak sabar di sisi barisan untuk
mengambil alih kepemimpinan.
Kondisi militer, keuangan, dan politik terkini menentukan bagaimana keadaan
akhir Afghanistan akan terbentuk.
Faktor Militer
Kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan, setelah mengalami peningkatan,
berjumlah 68.000 lebih pada bulan September 2012. Pada tahun 2013, jumlahnya mulai
menyusut sedikit demi sedikit, tetapi jumlah akhir tetap menjadi rekaan setiap
orang. Banyak pihak mengatakan jumlah mereka sebanyak 50.000; yang lain mengatakan
perhitungan yang realistis adalah 25.000 sampai 30.000 tentara.
Jadi, mengapa Tentara A.S. diperlukan berada di bumi Afghanistan saat
terdapat lebih dari 350.000 pasukan keamanan Afghanistan, menurut perhitungan Gedung
Putih A.S.?
Dari jumlah pasukan ini, Afghan National Army (ANA) atau Angkatan Darat
Afghanistan hanya 122.000 orang dan dilatih oleh koalisi internasional. Pelatihannya
singkat, dan mereka adalah Tentara muda dan kurang berpengalaman. Semua milisi lama
tidak dimasukkan ke dalam militer setelah dilakukan suatu eksperimen untuk
memasukkan mereka ke dalam pasukan biasa gagal. Mereka kesulitan memahami struktur
komando Angkatan Darat. Pada saat dilakukan suatu operasi di daerah mereka, mereka
sudah jauh terlalu mengakar dalam politik lokal.
Jadi, dengan jumlah Angkatan Darat Afghanistan sebesar 122.000, akan tidak
mungkin untuk melindungi negara dari ancaman dalam atau luar negeri. Risiko keduanya
sangat jelas. (lihat kolom samping pada halaman 53 dan 54).
Idealnya, tujuan dari setiap militer adalah untuk melindungi perbatasan
internasionalnya. Namun dalam kasus Afghanistan, operasi militer terutama ditujukan
untuk memerangi ancaman dari dalam negeri.
Menurut skenario, Amerika berusaha keras untuk tidak harus menapakkan jejak
sepatu bot mereka. Melainkan, mereka berencana untuk memberikan jaringan intelijen
yang kuat untuk memberi rakyat Afghanistan intelijen teknis yang dapat diandalkan
untuk melawan setiap serangan atas kedaulatan bangsa mereka.
Strategi ini merupakan bagian dari tujuan A.S. untuk mencegah serangan 11
September yang lain di dalam negeri. Hal ini juga menjadi bagian dari komitmen
mereka untuk mencegah Pakistan menggunakan kedalaman fungsi Afghanistan untuk
mengembangkan kembali suatu wilayah terorisme yang strategis sekali lagi. Amerika
Serikat juga akan meninggalkan perlengkapan kontraterorisme handal yang mampu
bertindak dalam intelijen bila rakyat Afghanistan meminta bantuan dalam menghadapi
ancaman.
Kemitraan strategis A.S.-Afghanistan telah ditandatangani, tetapi jumlah dan
bentuk pasukan kontraterorisme yang tepat masih belum pasti. Apapun masalahnya,
pasukan itu akan cukup besar dalam menangani setiap ancaman besar yang dapat merusak
kedaulatan Afghanistan. Penetapannya akan didasarkan pada apa yang diinginkan oleh
rakyat Afghanistan dan sumber-sumber daya apa yang akan diberikan oleh Amerika
Serikat.
Ada cukup banyak tekanan dari Pakistan, Iran, dan Timur Tengah yang digunakan
untuk mengurangi kehadiran Amerika. Perhitungan akhir Pasukan akan berupa apa yang
masuk akal bagi Amerika.
Prospek Ekonomi
Peluang finansial tampak benar-benar kurang jelas di Afghanistan. Walaupun
Afghanistan saat ini merupakan sebuah tempat yang sulit secara keuangan dengan gross
domestic product (GDP) atau produk domestik bruto sekitar US$20 miliar, negara ini
dapat mencapai potensinya dengan mengembangkan sumber-sumber dayanya secara cerdas.
Kekayaan sumber daya mineral Afghanistan, yang diperkirakan sebesar US$1
triliun, dapat mengubah keadaan ekonominya. Kajian detail dari Pentagon A.S.
membantu menentukan kemampuan kekayaan mineral tersebut. Afghanistan dapat menjadi
pusat dunia dalam penyediaan litium, yang terutama digunakan dalam komputer,
demikian pendapat para pakar. Sebagaimana dijelaskan oleh menteri Afghanistan, “Ini
dapat menjadi tulang punggung perekonomian Afghanistan.”
Namun demikian, menjalankan operasi pertambangan dapat menjadi problematik
bagi Afghanistan. Negara ini kurang berpengalaman dalam mengurus kontrak-kontrak,
dan usaha seperti ini rawan korupsi. Pada awalnya, Taliban dan berbagai panglima
perang ingin mengambil alih sumber-sumber daya pertambangan dan meraup laba bagi
mereka sendiri. Meskipun sumber-sumber daya tersebut tetap di bawah pengawasan
pemerintah, negara-negara dan perusahaan-perusahaan lain dapat dengan mudah
mengeksploitasi Afghanistan karena rakyat Afghanistan sendiri tidak berpengalaman
dalam mengembangkan usaha-usaha sumber daya mineral. Selain itu, pendistribusian
laba secara adil kepada rakyat membawa tantangan-tantangan yang menakutkan.
Jalur pipa Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India (TAPI) juga dapat menjadi
suatu sumber energi dan pendapatan yang penting bagi rakyat Afghanistan. Jalur pipa
ini akan terbentang sepanjang 735 kilometer di wilayah Afghanistan dan menghasilkan
pemasukan pasti sebesar US$400 juta setiap tahunnya. Ini akan menghasilkan 14 juta
standar meter kubik gas setiap hari, yang menjadikan Afghanistan kurang bergantung
kepada Rusia untuk kebutuhan energinya.
Lebih banyak energi juga berarti jalur pipa ini akan membantu menaikkan GDP.
Diperkirakan 12.000 personel keamanan Afghanistan akan ditugaskan untuk mengamankan
pipa saluran ini.
Realitas Politik
Eksistensi dalam dunia politik menentukan segalanya di Afghanistan. Siapa
yang duduk di Kabul dan menunjukkan kemampuan untuk melakukan transaksi dengan
komunitas internasional akan memegang kekuasaan—dan uang. Uang sangat penting di
Afghanistan. Saya ingat ketika berdiri di garis depan antara Taliban dan pasukan
Aliansi Utara di suatu pagi, ketika saya melihat tank-tank berjalan dari arah
Taliban menuju ke arah Aliansi Utara. Dalam waktu 20 menit, tank-tank itu melintasi
garis depan dan kemudian mengarahkan moncong-moncongnya ke Taliban.
Sehari sebelumnya, para komandan Aliansi Utara telah menyerahkan ratusan ribu
dolar kepada para komandan Taliban dan membujuk mereka untuk tidak lagi berperang
dengan Taliban. Kehilangan divisi bersenjata mereka merupakan akhir permainan bagi
Taliban. Di hari-hari selanjutnya, Aliansi Utara masuk dan merampas jajaran-jajaran
yang tersisa.
Saat itu yang berperan adalah uang, dan bahkan kini uang memainkan peranan
yang sangat penting di Afghanistan. Selain pertanian, tidak ada yang dapat
menghasilkan pemasukan. Yang dulunya telah hilang dari Afghanistan sekarang kembali:
menanam bunga madat untuk produk-produk opium. Menanam bunga madat telah musnah
karena Taliban secara fisik membakar ladang-ladang dan monopolinya. Sekarang dengan
lengsernya Taliban dan Amerika tidak ingin terlibat dalam hal-hal yang sepele,
pertanian bunga madat tersebut menopang para tuan tanah feudal.
Namun demikian, Afghanistan telah lebih maju dibandingkan dengan waktu
sebelumnya. Terdapat partai-partai politik dan lawan-lawan yang serius: Ada Abdullah
Abdullah, seorang dokter medis dan diplomat kawakan untuk perjuangan pembebasan
Afghanistan dari Taliban, dan ada Ramazan Beshardost, seorang Hazara yang lurus dan
jujur tetapi tidak terkait dengan suku manapun.
Masih ada panglima-panglima perang seperti Ahmed Rashid Dostum, Amin Fahim,
dan Gulbuddin Hekmatyar, yang akan tetap menentukan arah pemerintahan di masa depan.
Amerika telah berhadapan dengan semua kelompok ini dan membuat sebagian besar
dari mereka sejalan. Namun, gabungan politik-militer seperti Taliban dan Hekmatyar
akan tetap menjadi masalah besar.
Sebuah laporan terakhir mengatakan bahwa kelompok-kelompok pecahan Taliban
bersedia membiarkan Amerika tetap tinggal asalkan Presiden Hamid Karzai turun.
Sebelumnya, Taliban mengatakan Amerika harus sepenuhnya keluar dari Afghanistan agar
mereka dapat menyatakan gencatan senjata. Sesungguhnya, berunding dengan kelompok
pecahan tidak masuk akal karena Taliban bukanlah kelompok tunggal yang terpadu.
Mullah Omar yang bermata satu memiliki pengikut terbesar, tetapi ada orang-orang
lain yang telah memisahkan diri dari kelompok ini.
Taliban dan Amerika telah mulai berunding namun kurang berhasil. Taliban
menginginkan pembebasan para pejabat kunci mereka dari Guantanamo Bay. Amerika tidak
setuju hal ini menjadi titik awal perundingan. Cepat atau lambat, kedua pihak akan
harus bersikap praktis dalam apa yang mereka ingin capai dan dapat capai.
Amerika menginginkan Taliban datang ke meja perundingan dan setuju dengan
politik pemilu. Taliban ingin melihat Amerika keluar sepenuhnya. Hal ini tidak
dimungkinkan bila Afghanistan yang aman adalah tujuannya.
Dengan Amerika keluar sepenuhnya, hal ini akan meninggalkan terlalu banyak
pemain untuk berebut kendali dari kekosongan ini. Menarik Afghanistan keluar dari
kekacauan berikutnya akan menjadi lebih sulit daripada memulihkan
tantangan-tantangan yang ada saat ini.
Keluar Atau Tidak Keluar
Semua perilaku yang terjadi di Afghanistan tampaknya akan teatp berlanjut
sementara berbagai kelompok kepentingan berusaha mengambil kekuasaan.
Serangan-serangan yang terus terjadi pada pasukan A.S. hanya dimaksudkan untuk
mengirimkan pesan yang kuat kepada Amerika untuk berkemas dan pergi. Namun,
serangan-serangan ini tidak berjalan lama, dan semua kelompok akan menyadari bahwa
mereka tidak akan dapat menakuti koalisi internasional dengan beberapa serangan yang
mematikan.
Penarikan dari Afghanistan dapat berarti meninggalkan ruang yang besar dan
tak terkendali dari mana kumpulan teroris berikutnya dengan kemampuan untuk
menimbulkan bencana yang bahkan lebih besar dari tahun 2001 akan sekali lagi
membangun pimpinan mereka, dan kali ini tidak hanya dua menara saja.
Penarikan ini sesungguhnya bukanlah menjadi suatu pilihan bagi pihak manapun.
Keberhasilan dari penarikan ini akan bergantung pada siapa yang bersedia mengambil
langkah besar untuk mencapai perdamaian dan siapa yang dapat mempertahankan momentum
ini.
Ancaman Dalam Negeri
Taliban (Orde Quetta): Kelompok ini dipimpin oleh Mullah Omar yang bermata
satu, pemimpin Afghanistan sebelum perang 2001, memiliki dukungan dalam dan luar
negeri yang paling besar. Pasukan keamanan Pakistan dipercaya telah mendukung
kelompok ini selama bertahun-tahun sebagai keping tawar menawar untuk sebuah peranan
di Afghanistan setelah Amerika keluar.
Jaringan Haqqani: Kelompok ini yang dipimpin oleh Jalaludin dan Sarajudin
Haqqani adalah peninggalan dari serangan tiba-tiba Amerika ke Afghanistan selama
pendudukan Rusia. Haqqani, yang pernah menjadi tamu Gedung Putih, dikatakan banyak
pihak, saat ini didukung oleh pasukan keamanan Pakistan. Kelompok ini adalah salah
satu kelompok sayap kanan yang bertujuan untuk menimbulkan sebanyak mungkin korban
jiwa di pihak pasukan Amerika. Secara ideologi mereka sejalan dengan al-Qaeda dan
tidak mungkin ikut serta dalam solusi demokrasi apapun.
Hizb-i-Islami Gulbuddin (HIG): Faksi ini terutama mewakili aspirasi Gulbuddin
Hekmatyar sendiri. Ia menurut dugaan menjadi kaya karena uang Amerika; beberapa
pihak memperkirakan ia menerima bantuan Amerika sebesar US$600 juta melalui Pakistan
pada tahun 1980-an dan terutama tergantung kepada Pakistan dan beroperasi dari
Pakistan. Ia telah menjadi perdana menteri Afghanistan pada dua kesempatan dan
kemungkinan akan mencoba kembali berkuasa. Ia menghadapi oposisi dari bekas
pesaingnya, termasuk musuh-musuh bebuyutannya seperti almarhum Komandan Ahmad Shah
Massoud dari Aliansi Utara. Gulbuddin terus mempertahankan milisinya dan melancarkan
serangan-serangan untuk menyatakan eksistensinya.
Kriminal lokal: Kaum preman dan penjahat bermunculan dalam jumlah puluhan
ribu karena tidak adanya pekerjaan di Afghanistan. Setiap orang yang memiliki
senjata dan tidak bekerja melakukan penculikan demi uang tebusan dan mulai
mengumpulkan pajak lokal untuk memberi makan diri sendiri dan para kroninya.
Orang-orang kaya, orang asing, dan warga lokal dan pelancong yang tak berdaya
menjadi suatu sumber pendapatan. Modus operandi ini sudah menjadi kebiasaan sejak
dulu kala di Khyber. Sudah menjadi cara hidup bagi banyak orang.
Korupsi: Ini sudah menjadi masalah besar bagi Afghanistan. Dengan uang yang
telah dipompa ke negara ini, Afghanistan sebenarnya telah bisa direkonstruksi
berulang kali. Para politisi dan birokrat Afghanistan yang korup mengantongi
sebagian besar dari US$300 miliar bantuan Amerika. Banyak yang telah membeli vila
pribadi yang mewah di Dubai, Uni Emirat Arab, tempat perlindungan pajak. Tidak
banyak yang dicapai dengan US$300 miliar yang telah dihabiskan di Afghanistan.
Jalan-jalan berantakan, bahkan di Kabul.
Ancaman Luar Negeri
Pakistan: Salah satu negara yang terkena dampak terparah selama perang
bertahun-tahun ini adalah Pakistan. Negara ini benar-benar terlibat dalam operasi
anti-Rusia dan, selama proses itu, telah berubah menjadi pusat kegiatan militan dan
konsekuensinya terorisme. Banyak rakyat Afghanistan telah memilih tinggal di
Pakistan dan kini tinggal antara Afghanistan dan Pakistan. Hal ini telah menimbulkan
banyak masalah di antara rakyat Afghanistan dan Pakistan. Pakistan juga menggunakan
Afghanistan sebagai kedalaman strategisnya di tahun 1990-an dan telah terbiasa
memperlakukan Afghanistan seperti wilayahnya sendiri. Tetapi sikap semacam itu telah
menjadikan Pakistan sebagai ancaman bagi kedaulatan Afghanistan.
Al-Qaeda: Al-Qaeda yang terutama didanai oleh Arab Saudi telah menjadi
ancaman terbesar bagi dunia. Namun, mereka tidak menikmati perlindungan dari
pemerintah mereka. Dengan akses mudah ke dana-dana minyak, mereka mendanai
operasi-operasi terorisme besar. Walaupun supremasi mereka telah terganggu dengan
tewasnya Osama bin Ladin, mereka terus menjadi pusat otak dari terorisme yang
dilancarkan. Kemampuan mereka telah dimusnahkan melalui tekanan aliran uang, tetapi
mereka akan tetap mengancam eksistensi setiap struktur demokrasi. Mereka memiliki
pengikut yang besar karena mereka telah mendanai kelompok-kelompok selama lebih dari
20 tahun.
Tarik-i-Taliban Pakistan: Kelompok ini terutama lahir dari peralihan
peristiwa-peristiwa tahun 2001 ketika pemerintah Pakistan mengarahkan senjatanya
kepada Taliban, yang pernah didukungnya. Taliban kemudian melarikan diri ke dalam
Wilayah-Wilayah Suku yang Diatur Pemerintah Federal Pakistan dan menciptakan
jaringan ini. Selain memerangi apa yang mereka pandang sebagai hegemoni Kristen dan
Yahudi, mereka berpendapat bahwa mereka dilahirkan untuk membuat suatu uji internal
dalam pemerintah Pakistan dan membawa Pakistan ke jalan Islam yang lebih puritan.
Mereka beroperasi di perbatasan Afghanistan dan, oleh karena itu, menjadi saluran
bagi setiap operasi yang terjadi di antara Afghanistan dan Pakistan dan perlu
dukungan mereka. Hal ini menopang mereka secara finansial, memberi mereka akses
kepada persenjataan dan mengamankan eksistensi mereka dalam operasi-operasi al-Qaeda
yang lebih besar. Mereka telah dituduh bertanggung jawab atas percobaan pengeboman
mobil Times Square 2010 di New York City.
Bagilah Artikel Ini
id, article, email
Belum ada komentar untuk artikel ini. Anda ingin menjadi yang pertama?
Terima kasih atas komentar Anda!
Article source: http://news.detik.com/read/2013/03/13/074826/2192330/159/marzuki-alie-saya-ini-orangnya-klir?9922032
Afghanistan: Keluar Total Bukan Suatu Pilihan
0 comments :
Post a Comment