PEMILU 2014
Golkar dan PDIP Bersaing Sengit
Senin, 29 April 2013
JAKARTA (Suara Karya): Apabila pemilihan umum (pemilu) digelar hari ini, Partai Golkar kembali diprediksi akan tampil sebagai pemenang.
Demikian hasil penelitian Lembaga Klimatologi Politik (LKP) yang dirilis di Jakarta kemarin. LKP melakukan jajak pendapat terkait elektabilitas parpol.
“Partai Golkar dan PDIP bersaing sengit, sementara Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) diprediksi kalah pada Pemilu 2014,” ujar CEO LKP Usman Rachman, di Jakarta, Minggu (28/4).
Partai Golkar, menurut dia, meraih 19,2 persen suara, PDIP di urutan kedua dengan perolehan 18,8 persen suara, sedangkan Partai Gerindra menempati urutan ketiga dengan 10,5 persen suara.
Usman menambahkan, dengan raihan di bawah 3,5 persen, dua partai, yakni PBB dan PKPI, diprediksi tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT). Dengan demikian, PBB yang dipimpin Yusril Ihza Mahendra dan PKPI yang dipimpin mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso tidak masuk ke DPR. PBB hanya meraih 0,9 persen, sementara PKPI 0,3 persen suara.
“Survei ini dilakukan tanggal 20-30 Maret 2013 di 33 provinsi, dengan mengambil sampel 1.225 orang responden melalui teknik multistage random sampling. Dengan margin of error sekitar 2,8 persen dan level of convidence 95 persen. Teknik pengumpulan data wawancara tatap muka dengan dengan responden dibantu kuesioner,” kata Usman.
Usman menambahkan, survei juga meneliti soal kepemimpinan nasional. Menurut dia, sejak kelahiran Orde Lama, umat Islam memang tidak memiliki figur seorang pemimpin yang benar-benar mengayomi umat.
“Maraknya partai berasas Islam di era reformasi juga tidak melahirkan pemimpin Islam yang bisa menyatukan umat. Partai-partai Islam yang lahir di era reformasi bahkan cenderung mengedepankan kepentingan kelompok. Akibatnya, partai Islam kurang diminati pemilih,” katanya.
Menurut dia, banyak faktor yang membuat partai berideologi dan berbasis massa Islam seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan PBB kurang diminati pada Pemilu 2014. “Salah satu penyebabnya adalah krisis kepemimpinan yang terjadi di tubuh partai-partai itu,” katanya.
Dia menyebutkan, para ketua umum di partai-partai Islam sekarang ini kapasitasnya baru level manajer, belum sampai menjadi solidarity maker bagi umat Islam.
Menurut Usman, mereka tidak memiliki kapasitas sebagai pendulang suara (vote getter). Terbukti, menurut dia, partai-partai Islam banyak menggunakan artis-artis papan atas sebagai “magnet”. (Kartoyo DS)
Article source: http://www.tribunnews.com/2013/05/21/menteri-agama-jika-garuda-diganti-perkutut-itu-bukan-lagi-lambang-negara
Golkar dan PDIP Bersaing Sengit
0 comments :
Post a Comment