Jakarta – Selama beberapa hari, Kalimantan Timur mendapatkan kunjungan istimewa dari Syaikh Mahmud Muhammad Ashiyam, anggota Rabithah Ulama Palestina. Syaikh Mahmud menyempatkan diri melawat ke Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Sangatta untuk menggalang dukungan atas perjuangan rakyat Palestina.
Dalam kunjungan itu, Syaikh Mahmud menjelaskan situasi dan fakta-fakta penting di Palestina yang perlu dipahami oleh masyarakat Indonesia, selaku saudara mereka sesama Muslim.
Awalnya, ia menjelaskan beberapa hikmah dan rahasia dibalik perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. “Alasan pertama adalah aspek aqidah. Allah ingin mengaitkan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha, agar umat muslim memahami bahwa kedua masjid tersebut merupakan saudara kembar,” kata Syaikh Mahmud, sebagaimana tulisan yang diterima detikramadan, Selasa (16/7/2013).
Alasan kedua, dalam peristiwa Isra Mi’raj, Allah memerintahkan Rasulullah menjadi imam shalat saat bersama para Nabi dan Rasul. “Ini menjadi simbol estafet kenabian yang berakhir di Rasulullah. Kita tahu pula bahwa dalam peristiwa itu, Allah mensyariatkan salat yang wajib dilaksanakan lima waktu dalam sehari,” katanya.
Dan sejak itu, ketika shalat Rasulullah menghadap arah Masjidil Aqsha. Hal ini berlangsung selama 17 bulan. “Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Masjidil Aqsha merupakan kiblat pertama kaum Muslimin,” jelas Syaikh Mahmud. Rasulullah pun menyatakan terdapat keistimewaan untuk beribadah di tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha.
Kondisi saat ini, Masjidil Aqsha telah dikepung oleh Zionis Israel. “Tidak hanya itu, mereka telah mengepung dari seluruh penjuru dan melakukan penggalian di sekelilingnya untuk merobohkan Masjidil Aqsha,” imbuhnya.
Hari ini pun Zionis melakukan pengepungan di Palestina dan jalur Gaza. Mereka melarang masuk BBM dan bahan makanan dan minuman, sehingga masyarakat menjadi kesulitan. Bahkan sebuah laporan menyebutkan, di bulan Ramadan, rakyat Palestina hanya mendapatkan air dan garam saja, yang bisa digunakan untuk sahur dan berbuka puasa.
“Lantas apa kewajiban kita sebagai kaum muslimin pada masyarakat Palestina dan Masjidil Aqsa? Allah dalam banyak ayat memerintahkan kita berjihad dengan harta dan jiwa. Untuk situasi Palestina, saat ini perlu dikedepankan jihad harta, karena bantuan dana sangat diperlukan dalam perjuangan,” katanya.
Membantu rakyat Palestina, merupakan perintah agama, sebagaimana Firman Allah, Jika ada yang meminta tolong kepadamu dalam urusan agama, maka wajib kita menolong. “Bila ada umat muslim di dunia yang meminta tolong, wajib kita menolong. Para pejuang di Palestina berjanji di hadapan Allah, bahwa mereka tidak akan membiarkan panji tauhid terjatuh. Walaupun hanya memakan air dan garam saja,” katanya.
Syaikh mengatakan, banyak pertanyaan di kalangan ummat Islam, bagaimana bisa menjadi relawan ke Palestina. “Kami katakan, kami di Palestina banyak antrean pejuang. Kaum lelaki kami siap untuk berjuang. Kami tidak membutuhkan mujahid dari luar. Yang kami butuhkan adalah bantuan materi. Sehingga kami bisa bertahan, membeli makanan dan minuman, serta senjata,” katanya.
Ketika kaum Muslimin memberikan bantuan, hal tersebut akan menjadi dukungan yang teramat penting untuk menyelamatkan masyarakat Palestina dan Masjidil Aqsha.
“Dengan bantuan itu, kami bisa menyelamatkan rakyat dari kebodohan, keterbelakangan, dan dari pembantaian zionis Israel. Semboyan kami, jihad dan terus melawan Israel. Dengan itu kami akan menang atau syahid di jalan Allah,” katanya.
Syaikh mengatakan, secara khusus ada bantuan yang dibutuhkan dalam sifatnya untuk pertahanan dan perlawanan. Juga kebutuhan untuk membangun kembali infrastruktur yang dihancurkan oleh Israel. Juga berbagai kebutuhan primer.
Syaikh Mahmud juga memberi pandangannya terhadap tindakan sebagian kalangan yang menyerang asset negara sekutu barat dengan dalih solidaritas sesama Muslim.
“Tindakan yang dilakukan sebagian kelompok itu tidak selayaknya dilakukan. Antara kita dengan negara lain ada perjanjian. Ketika ada orang masuk ke wilayah kita harus dijaga keamanannya. Bangunan mereka juga harus dilindungi,” katanya.
Bentuk solidaritas tidak harus dilakukan dengan kekerasan atau penghancuran. “Misalnya bisa dengan demonstrasi damai, yang diliput media. Kemudian dari peliputan media itu rakyat Palestina menyaksikannya. Hal itu memberikan makna dan sentuhan semangat yang mendalam bagi perjuangan rakyat Palestina,” katanya.
Terkait masa depan konflik di Palestina, apakah perdamaian merupakan solusi? “Dalam Alquran diajarkan, kalau mereka condong pada perdamaian, lakukan itu. Tapi niat itu tidak dimiliki orang Yahudi. Hakikatnya Yahudi itu tidak menghendaki perdamaian. Selama ini yang digembar-gemborkan hanya perspektif media saja,” kata Syaikh.
“Bicara soal perundingan, mereka itu mencuri dan mengambil tanah kami. Harusnya yang dilakukan adalah menghukum orang yang mencuri tadi dan dikeluarkan dari tanah kami. Baru setelah itu bicara perdamaian,” katanya menambahkan.
Syaikh Mahmud juga berbicara mengenai masalah politik yang sedang terjadi di Mesir saat ini. Menurut dia, dampak kudeta di Mesir terhadap roda pemerintahan Palestina relatif berpengaruh. “Namun pengaruh itu dalam skala terbatas. Karena siapapun penguasa di Mesir atau Palestina, bisa kita katakan Palestina butuh Mesir dan Mesir butuh Palestina. Siapapun penguasanya, kita akan saling membutuhkan,” katanya.
Syaikh Mahmud baru pertama kali berkunjung ke Indonesia. Ia mengaku terkejut dengan kemeriahan dan euforia dalam beragama, khususnya di bulan Ramadhan. Ia telah membaca banyak laporan di internet, tentang antusiasme muslim Indonesia menyambut Ramadhan, dan ia kagum akan hal tersebut.
Sementara itu, Taufiq Hidayat, relawan Komisi Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Kaltim, membuka peluang bagi warga Kaltim yang ingin membantu rakyat Palestina.
“Penyaluran bantuan bisa melalui rekening BPD Kaltim Syariah nomor 5101407001 dan Bank Syari’ah Mandiri 55555 87874 atas nama Komisi Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Kaltim,” kata Taufiq.
*Citizen Journalism dari warga Kabupaten Kutai Timur
Article source: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=319503
Anggota Rabithah Ulama Palestina Galang Dukungan Muslim Indonesia
0 comments :
Post a Comment