Monday, August 26, 2013

Kisah wanita Belgia yang memeluk Islam di usia senja


MEDIA lokal Inggris bubblenews.com melansir cerita keislaman seorang wanita Belgia keturunan Perancis baru-baru ini. Namanya Josette Marie yang kemudian memakai nama Nur berarti cahaya setelah memeluk Islam di usia 92 tahun.



Nur menceritakan keislamannya saat berkunjung ke wilayah timur Arab Saudi. Di sana, dia bertemu dengan 300 wanita Dammam karena mendapat undangan dari Kantor Kerjasama Bidang Dakwah dan Al Irsyad wilayah Dammam Selatan bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Brussel. Kisahnya membuat wanita-wanita Dammam yang menghadiri pertemuan tersebut jadi terharu.



Nur menceritakan kehidupan sebenarnya dimulai sejak 2010 saat ia memutuskan diri menjadi Muslim. “Saya tidak pernah berpikir untuk masuk Islam, walaupun sejak lama saya telah banyak bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang Muslim. Saya berinteraksi dengan orang-orang muslim dengan menghargai mereka juga menghormati ibadah-ibadah mereka,” katanya.



Dia menceritakan, saat bulan Ramadan tiba dirinya menghindari berkunjung ke rumah muslim saat siang hari. Dia tahu adat muslim menghormati tamu dengan menyuguhkan makanan dan minuman meski mereka sedang berpuasa.



“Saya tidak ingin membuat fitnah dan mengganggu peribadatan mereka. Saya menghormati agama Islam ini dan saya optimis dengan Islam di mana saya selalu membeli daging dan ayam di toko-toko milik orang muslim karena daging mereka disembelih dengan cara Islam, keyakinan saya juga daging-daging itu lebih bersih dan suci,” ujarnya.



Interaksi muslim dan tingginya akhlak mereka, khususnya cara muslim menghormati orang tua menjadi pemicu dirinya menerima Islam. Dia kerap memperhatikan bagaimana muslim menghormati orang lain walau berbeda agama. Mereka, kata dia, juga mengucapkan dan menyampaikan salam kepada Nur dan turut membantunya dalam kehidupan sehari-hari.



“Padahal saat itu saya masih beragama Kristen. Saya menganut Islam tanpa imbalan atau kepentingan apa pun,” katanya.



Dia mengaku terkejut saat diberikan jamuan dari seorang wanita Maroko sebelum Nur memeluk Islam. Nur dirawat tanpa meminta imbalan apa pun. “Semuanya didasarkan atas dasar cinta dan penghormatan serta kasih sayang mereka karena usiaku yang telah tua. Akhlak inilah yang membuat saya cinta kepada Islam dan memanggil saya masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat,” ujarnya.



Selain itu, pemicu lainnya ia memeluk Islam juga disebabkan saat ia berkunjung ke Maroko. Di sana, Nur menyaksikan kejadian yang membuatnya menangis. Pasalnya, keluargga Fatimah yang menerimanya terdiri dari seorang kakek dan nenek serta cucu-cucunya. Semua hidup dengan saling menghormati dan menghormati yang lebih tua. Mereka, kata dia, mencium kepala dan tangan yang membuat air matanya bercucuran menyaksikan keindahan Islam ini.



“Hal yang paling membuat saya sakit hati, adalah perlakuan putri saya satu-satunya yang usianya telah mencapai 74 tahun. Ia seorang kristen, ia hidup bersama suami dan empat orang anaknya di Perancis, setelah putriku mendengar kabar ke-Islaman saya, ia menjauhkan diri dari saya dan tidak mengakui saya. Bahkan ia mengganggap saya mengidap penyakit demensia dan mengatakan bahwa rumah jompo adalah tempat yang layak buat saya,” katanya.



“Ucapannya sama sekali tidak berbudi. Saya masih ingat peristiwa yang terjadi tahun 1930, saya masih dapat menceritakannya, keluargaku dari orang-orang Perancis. Mereka adalah dari keluarga borjuis aristokrat, mereka memutuskan saya setelah saya bersuami Belgia yang miskin,” kisahnya.



Setelah mengetahui dirinya masuk Islam, keluarga besar Nur memutuskan untuk tidak memberikan harta warisan kepadanya. Bahkan, kata dia, media-media Belgia juga menuduh dirinya telah menerima imbalan yang menyebabkan dirinya menjadi muslim.



Nur juga menceritakan dirinya kini telah menunaikan haji. Dia menolak untuk menggunakan kursi roda dan lebih memilih tawaf dengan berjalan kaki.



“Saya masih mampu melakukan hal tersebut dan saya tidak sakit, dulu saya membiasakan diri berolahraga dengan berjalan dan berenang. Allah juga telah memberikan petunjuk serta masih bisa berpuasa di Ramadan selama dua tahun berturu-turut,” katanya.



Dia menyesali kehidupannya sebelum memeluk Islam. Bahkan dia menyatakan terlahir kembali sejak 2010 setelah menjadi muslim. “Inilah kehidupan saya yang sebenarnya dan masa lalu adalah kerugian,” tuturnya.



Nur memiliki cita-cita terakhir di usianya yang kian senja sebagai seorang muslim. “Harapan saya bisa kembali ke Makkah dan melakukan umrah dan saya meninggal di tanah suci dan dikuburkan di kuburan orang-orang muslim,” ujarnya.[](bna)


Article source: http://www.themalaysianinsider.com/tech/article/latin-americans-most-socially-engaged-users-in-the-world


Kisah wanita Belgia yang memeluk Islam di usia senja

0 comments :

Post a Comment