suarasurabaya.net – Mgr Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta menegaskan, gereja dan umat Katolik tidak akan masuk wilayah konflik.
Kalau konflik itu berlatar belakang intoleransi Gereja Katolik akan menjadi pendamai. Gereja Katolik tidak boleh menjadi provokator, menyelesaikan persoalan dengan damai tanpa kekerasan sudah menjadi hukum Gereja Katolik. Dibanding negara lain toleransi di Indonesia jauh lebih baik. Semua agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong hucu bisa hidup berdampingan secara damai.
Kata Uskup Agung, Gereja Katolik melihat dari tahun ke tahun kehidupan dan kerukunan antar umat beragama semakin baik.
Kalau ada kasus kecil yang diindikasikan sebagai intoleransi Gereja Katolik akan memotretnya secara utuh. Karena itu isu intoleransi di Indonesia yang dimunculkan oleh komunitas tertentu, umat Katolik diingatkan jangan ikut ngompori. “Jadilah juru damai,” pinta Uskup Agung usai memimpin Misa Natal di Gereja Katedral Jakarta, Rabu (25/12/2013).
Sementara saat memimpin Misa Pontifikal di Gereja Katedral tersebut, di depan sekitar 3.500 umat Katolik, Uskup Agung menyatakan prihatin dengan kekerasan yang melanda belahan dunia.
Kekerasan ini akibat sifat manusia yang rakus dan tamak sehingga tidak bisa menghargai hak orang lain. Semua ingin dikuasai sendiri. Sehingga harta dan kekuasaan ditempatkan di atas segala- galanya. “Ini bertentangan dengan hukum gereja,” kata Mgr Ignatius Suharyo Uskup Agung.(jos/ipg)
Teks Foto:
- Mgr Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta.
Foto: Jose suarasurabaya.net
Editor: Iping Supingah
Article source: http://www.themalaysianinsider.com/tech/article/latin-americans-most-socially-engaged-users-in-the-world
Uskup Agung: Gereja dan Umat Katolik Tak Akan Masuk Wilayah Konflik
0 comments :
Post a Comment