Sunday, February 17, 2013

Bagi Hasil Makin Tak Jelas

SP/HairuddinSisi Madura Jembatan Tol Suramadu tampak dari atas.

Sampang – Keberadaan jembatan Suramadu yang menelan anggaran hingga mencapai Rp 4,2 triliun diharapkan tidak hanya sekedar menjadikan pajangan saja. Sebaliknya, jembatan terpanjang di Indonesia ini harus mampu membangkitkan perekonomian di Pulau Madura.

Namun tuntutan 6 daerah yakni Pemerintah Propinsi Jatim, Pemkot Surabaya, Kab. Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep yang menginginkan bagi hasil dana retribusi tol Suramadu nampaknya masih belum jelas. Padahal sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 27/2008, tentang Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura, pemerintah pusat menyetujui tentang bagi hasil tersebut, tetapi rupanya sampai kini masih belum ada signal tentang rencana tersebut.

Ketua Komisi A DPRD Sampang, Hoda’i menyatakan, jangan sampai keberadaan jembatan Suramadu hanya sekedar menjadi obyek wisata saja. Tapi bagaimana pemerintah memberikan dukungan anggaran agar keberadaannya benar-benar bermanfaat bagi rakyat Madura. ’’Diantaranya dengan upaya perbaikan sarana infrastruktur sehingga akan memudahkan bagi investor masuk. Selain disparitas wilayah dan perekonomian bisa terdongkrak,’’ tegas politisi Partai Demokrat itu, dihubungi Minggu (17/2).

Hoda’i meminta ketegasan pemerintah pusat dalam bagi hasil retribusi tol Suramadu yang telah diatur dalam Perpres tersebut, karena berdasarkan data yang ada pendapatan dari kendaraan yang memanfaatkan jembatan itu dalam setahun mencapai ratusan miliar rupiah. ’’Kondisi perekonomian dan pembangunan di wilayah Madura saat ini masih jauh tertinggal, sehingga kita berharap dengan adanya bagi hasil retribusi tol itu akan membantu 4 daerah di Madura untuk meningkatkan percepatan ketertinggalan dari daerah lain di Jawa,’’ tukasnya.

Berdasarkan penjelasan Kepala Gerbang Tol Suramadu, Suharyono, PT Jasa Marga yang mengelola Jembatan Tol Suramadu, total kendaraan yang melintas dalam sehari minimal mencapai 44 ribu kendaraan roda empat maupun roda dua. Menurut dia dalam sehari jumlah roda empat dan roda enam yang melintasi Jembatan Suramadu mencapai 14 ribu kendaraan, sedangkan untuk kendaraan roda dua mencapai 30 ribu motor.  

Sesuai dengan tarif Tol Jembatan Suramadu, terang Suharyono, roda empat dikenai biaya karcis Rp 30 ribu dikalikan 14 ribu kendaraan, maka pemasukan dari roda empat mencapai Rp 420 juta. Begitu juga dengan kendaraan roda dua yang tarifnya Rp 3 ribu, jika dikalikan dengan jumlah 30 ribu kendaraan, maka dirata-rata pemasukannya sebanyak Rp 90 juta. Sehingga total pendapatan dari kendaraan tersebut mencapai  Rp 510 juta.

’’Volume kendaran akan semakin meningkat tajam apabila memasuki hari-hari besar Islam yakni Perayaan Maulud Nabi Muhammad, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, maupun menjelang pergantian tahun baru. Diperkirakan dalam sehari kendaraan yang melintas berkisar 73 ribu sampai 83 ribu kendaraan, namun 72 % didominasi kendaraan roda dua,’’ terang Suharyono.

Bahkan dalam setahun, rata-rata pendapatan dari hasil retribusi tol Suramadu rata-rata mencapai Rp 160 miliar. Rinciannya, retribusi kendaraan roda empat sebesar Rp 130 miliar sedangkan kendaraan roda dua sebesar Rp 30 miliar. rud

Article source: http://www.jpnn.com/read/2013/02/17/158771/70-Persen-Pelajar-Lakukan-Seks-Bebas-


Bagi Hasil Makin Tak Jelas

0 comments :

Post a Comment