Hal ini disampaikan Mahyaruddin, Sabtu (16/3) terkait tingginya kasus pelaku seks bebas pra-nikah di kalangan pelajar di Kota Lhokseumawe dan Banda Aceh berdasarkan survei Dinas Kesehatan.
“Sangat memalukan di tengah upaya penerapan syariat Islam di Aceh, kasus pergaulan bebas dan seks pra-nikah justru sangat tinggi. Karena itu, semua pihak tidak boleh tinggal diam, terutama keluarga, pemerintah dan masyarakat,” ujar Mahyaruddin.
Menurutnya, pihak sekolah juga harus ikut memantau pergaulan para siswa supaya tidak terjerumus dalam prilaku menyimpang tersebut, jika perlu tingkatkan pemahaman agama dan pendidikan moral dan wawasan hukum syariat.
Demikian juga dengan kampus, agar dapat memberikan pemahaman yang baik tentang hukum agama.
“Lembaga pendidikan sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak muda, untuk itu sudah saatnya pendidikan akhlak, etika pergaulan dan hukum agama ditingkatkan di semua level pendidikan,” tambah anggota dewan yang membidangi pendidikan tersebut.
Terus Pantau
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, juga mengingatkan orangtua yang mengirim anaknya untuk kuliah ke kota-kota agar terus memantau pergaulan dan memberi pemahaman tentang bahaya pergaulan bebas, karena selama ini tingkat pergaulan bebas di kalangan anak kos juga sangat mengkhawatirkan.
“Orangtua tidak boleh membiarkan begitu saja anaknya, tapi harus terus memantau perilaku anaknya supaya jangan asal kirim ke kota-kota seperti Banda Aceh dan Lhokseumawe untuk kuliah, tanpa diiringi dengan pembinaan moral. Demikian juga dengan masyarakat supaya bersama-sama mengawasi perilaku para remaja,” katanya.
Mahyaruddin menambahkan, solusi untuk masalah tersebut hanya bisa ditempuh dengan meningkatkan pemahaman agama bagi pelajar dan remaja. Karena itu, ia berharap agar semua elemen masyarakat di Aceh jangan hanya tahu mengkritik syariat Islam tanpa memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.
“Kalau syariat Islam di Aceh terus-menerus dikritik, akhirnya tidak sempat berbuat apa-apa, sedangkan pengaruh negatif terus masuk merusak generasi muda.
Kritik boleh saja asal dilakukan dengan baik dan memberi solusi terhadap masalah yang ada,” terangnya.
Tingginya angka pergaulan bebas di Aceh diungkapkan oleh dr Hj Cut Meurah Yeni Sp.OG dalam seminar bertema; “Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Kesehatan Reproduksi” yang digelar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah (Orwil) Aceh, Kamis (14/2) dengan mengutip hasil survei yang dilakukan Dinas Kesehatan Aceh tahun 2012.
Dari hasil survei itu Kota Lhokseumawe menduduki peringkat pertama terbanyak pelaku seks pra-nikah di kalangan pelajar yaitu 70 persen, menyusul Banda Aceh 50 persen. (mhd)
Article source: http://padangekspres.co.id/?news=nberita&id=2092
Pergaulan Bebas Kalangan Pelajar Memprihatinkan
0 comments :
Post a Comment