Katanya Negara Demokrasi
Malaysia Deportasi Senator Australia
Senin, 18 Februari 2013 | 6:59
Nick Xenophon. [ABC]
[MELBOURNE] Senator independen Australia, Nick
Xenophon telah kembali ke
Australia setelah dideportasi dari Malaysia.
Senator Xenophon ditahan di Bandara Kuala Lumpur, Minggu (17/2), dan diberitahu ia dilarang
masuk Malaysia karena dipandang sebagai ancaman keamanan.
Senator Xenophon, yang sering berbicara lantang mengenai masalah hak asasi
manusia di Malaysia, naik pesawat pulang tadi pagi.
Ia tiba di Melbourne sekitar pukul 9.20 pagi waktu setempat, dan mengatakan dalam
konferensi pers ia lega sudah kembali di Australia.
Katanya ia berencana akan membingkai surat perintah deportasinya, dan akan
menjadi kebanggaan di ruang kantornya. “Saya rasa keluarga saya sudah
terbiasa saya menghadapi masalah, tapi tentunya tidak yang seperti ini,”
katanya.
“Tapi saya meyakinkan mereka bahwa saya diurus dengan baik, Komisaris
Tinggi Australia dan stafnya luar biasa dalam memberikan dukungan. Untuk itu saya
sangat berterimakasih.”
Kata Senator Xenophon, ia kaget sewaktu dibawa untuk ditahan selama sembilan
jam. “Saya diberitahu bahwa saya dideportasi berdasarkan pasal
tertentu dalam undang-undang immigrasi, yang pada dasarnya berkaitan dengan
risiko keamanan,” katanya.
“Tapi agaknya satu-satunya risiko yang saya timbulkan adalah membuat
kikuk pemerintah Malaysia karena advokasi saya bagi pemilu yang bersih di
Malaysia,” tambah dia.
Kata Senator Xenophon, penasihat hukumnya menduga perintah penahanannya
datang dari atas.
“Sepemahaman mereka, perintah itu datang dari tingkat yang mungkin
berasal dari kantor Perdana Menteri. Itu spekulasi, tapi kantor Perdana Menteri
lah yang perlu mengkonfirmasi atau membantahnya,” katanya.
Senator dari Australia Selatan itu sedianya akan bergabung dengan delegasi
yang sudah punya rencana untuk bertemu dengan anggota-anggota oposisi Malaysia
dan pejabat-pejabat komisi pemilu menjelang pemilihan umum tahun ini.
Akan tetapi ia malah ditahan, suatu kejadian yang dilukiskan Menlu Australia,
Senator Bob Carr, sebagai menyedihkan dan mengecewakan.
Kata Menlu Carr, ia sudah berbicara dengan Menlu Malaysia Dato Sri
Anifah HJ Aman dan menyatakan kekecewaan atas insiden itu.
“Katanya Malaysia keberatan sekali orang-orang asing mencampuri kampanye
pemilu mereka. Katanya, demokrasi Malaysia tidak menerima campur tangan dari
seorang politisi dari luar negeri,” kata Menlu Carr.
Mantan Perdana Menteri Kevin Rudd mengatakan, penahanan itu tidak bisa
diterima dan Australia perlu tegas dalam menanggapinya. ”Kita tegas
dalam demokrasi kita dan oleh karenanya harus tegas dalam respons kita,”
katanya.
“Senator Xenophon adalah anggota parlemen terpilih Australia dan
sepantasnya diperlakukan dengan respek,” katanya.
Mantan pemimpin Partai Hijau, Bob Brown, mengatakan, deportasi itu
menunjukkan betapa Malaysia nyaris merupakan suatu police state.
“Perlu ada lebih banyak orang dari luar masuk ke negara-negara seperti
Malaysia, yang mengaku demokrasi, tapi memenjarakan siapa saja yang tidak
disukai pemerintah,” katanya.
Senator
Xenophon berharap insiden ini akan menuai desakan terhadap Malaysia, tapi tidak
berpendapat akan merusak hubungan antar kedua negara.
“Australia dan
Malaysia bersahabat erat,” katanya.
“Ini tidak bakalan berpengaruh pada hubungan itu, tapi saya pikir kalau
pemerintah Malaysia mengira tindakan ini smart, saya rasa hal itu akan
berbalik menampar keras mereka.”
“Ini tadinya cuma kunjungan yang tidak menonjol … tidak akan
terdengar oleh kalian. Tapi kalau itu berarti lebih banyak warga Australia di
kawasan menjadi tahu betapa menakutkan dan kritisnya keadaan demokrasi di
Malaysia, dan bagaimana demokrasi Malaysia kini berada di persimpangan jalan,
maka itu jelas bagus,” katanya.
Senator Xenophon mengatakan tidak tahu sampai kapan ia akan dipandang sebagai ancaman
keamanan oleh Malaysia.
“Saya diberitahu bahwa saya sekarang masuk daftar orang yang diawasi,
dan bahwa saya masuk daftar orang yang dilarang masuk Malaysia untuk waktu yang
tidak ditentukan,” katanya.
Senator John Williams dari Partai Nasional, anggota parlemen dari
Partai Buruh Steve Georganas, dan anggota parlemen dari Partai Liberal Mal
Washer sedianya juga ikut dalam delegasi itu bersama Senator Xenophon, tapi
sekarang sudah menarik diri.
Direktur Jenderal immigrasi Malaysia, Alias Ahmad, mengatakan, Senator
Xenophon dilarang masuk karena telah melanggar hukum dalam kunjungan
sebelumnya.
Ahmad mengatakan dalam suatu pernyataan pemerintah bahwa “Malaysia
adalah negara bebas dan demokratis, tapi tidak ada orang yang luput dari
ketentuan hukum.”
Senator Xenophon tahun lalu diundang ke Malaysia untuk misi
pencari fakta oleh pemimpin oposisi Anwar Ibrahim.
Dalam kunjungannya, dia mengamati
salah satu demonstrasi paling besar di Malaysia dalam puluhan tahun menuntut
perombakan sistem pemilu.
Ia kemudian mengeritik cara pemerintah Malaysia
menangani acara demo itu dan peliputan
oleh media pemerintah yang disebutnya bias.
Sementara itu, Anwar Ibrahim mengeritik keputusan untuk mendeportasi has
Senator Xenophon.
“Ini mencerminkan kenekadan pihak berwenang, pemerintah yang berkuasa,
untuk membungkam para pengeritiknya dan tidak membolehkan masyarakat
internasional mengamati proses pemilu yang curang,” katanya.
Akan tetapi pakar hubungan internasional Amrita Malhi mengatakan, tidak
heran bahwa Malaysia memandang Senator Xenophon sebagai suatu risiko terhadap
keamanan pemilu dan otonominya.
Katanya, Malaysia – yang pernah dijajah negara lain – terutama sangat
sensitif terhadap keterlibatan pihak asing.
Ketua Majelis Ahli Hukum Malaysia, Lee Chee Wee, mengatakan, tidak ada
alasan mengapa Senator Xenophon harus dideportasi, dan memandangnya
sebagai tindakan yang tidak masuk akal.
“Saya pikir Perdana Menteri, yang punya aspirasi tinggi Malaysia
merupakan suatu negara demokrasi modern, perlu menyadari bahwa aspirasi itu
harus diikuti dengan tindakan,” katanya.
Senator Xenophon juga ikut dalam kelompok pengamat yang mengeluarkan laporan
mengenai sistem pemilu Malaysia April lalu.
Ia sekarang ini sedang menggugat suatu media dukungan pemerintah di Malaysia
yang keliru menyebutkan pidatonya mengenai aliran agama Scientology sebagai
membicarakan Islam. [ABC/L-8]
Kirim Komentar Anda
Komentar Untuk Artikel Ini
Jadilah yang pertama untuk menulis pendapat Anda!
Article source: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/13/01/23/mh27sv-alhamdulillah-islam-bersemi-di-jeju-korea-selatan-1
Malaysia Deportasi Senator Australia
0 comments :
Post a Comment