Friday, April 26, 2013

Duet Bomber Boston Terpengaruh Al Qaeda?

INILAH.COM. Washington – Jauh hari sebelum dua pengebom Maraton Boston beraksi pekan lalu, adik Tamerlan Tsarnaev yang selamat bernama Dzhokhar Tsarnaev, sudah mendapat suntikan radikalisasi, menurut para pakar psikologi dan terorisme.


“Masa dewasa adalah saat paling penting dalam pembentukan identitas seseorang,” ujar Sherry Mc Carty profesor psikologi dan konseling di Northern Arizona University yang mendapat bea siswa Fullbright untuk belajar di Rusia.


“Jika sudah tumbuh perasaan terisolasi, maka ini akan membuat masalah dan upya asimilasi dengan masyarakat yang berbeda menjadi faktor penentu,” ujar McCarthy merujuk pada masalah psikologis yang dialami Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev, duet pengebom Maraton Boston.


Perasaan diperlakukan tak adil, identitas diri yang take jelas dan merasa tidak menjadi bagian masyarakat telah menjadi pemicu ampuh yang mendorong orang bisa bertindak layaknya teroris.


Randy Bourma, profesor strategi dan informasi di University of Southern Florida dan pakar psikologi terorisme menyatakan, ia tak khusus menyoroti Tsarnaev bersaudara, namun secara umum terkait faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tindak terorisme. “Ada banyak penyebab tindak terorisme, jarang yang sebabnya tunggal dan khusus. Banyak kemungkinannya,” ujar Bourma.


Namun sejumlah faktor, menurut para ahli, mungkin berpengaruh terhadap perilaku Tsarnaev bersaudara. Temasuk karena mereka berasal dari republik bekas Uni Sovyet yang dianggap sebagai bahaya laten dalam psikologi Perang Dingin, dan mereka memiliki akses baik ke Rusia maupun AS serta ada kesempatan merealisasikan motif politik dan keagaamaan yang mereka yakini, kata para ahli.


“Mekanisme sentral radikalisasi dimulai dari gerutuan politik,” ujar Clark McCauley, seorang profesor psikologi sosial di Bryn Mawr College.


“Orang Chechen berperang melawan Rusia dari generasi demi generasi, dan sebagian orang Chechen mengintepretasikannya sebagai konflik Muslim versus Kristen…AS dan Rusia sama-sama negara Kristen,” tulis McCauley di blog Psychology Today bertajuk “Radikalisasi Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev”.


“Para anggota Al Qaeda juga berkeliaran di Chechnya. Beberapa anggota Al Qaedah dilaporkan berjuang membela orang Chechen di sebuah sekolah Beslan sewaktu meletus krisis penyanderaan di 2004. Sebagai nilai budaya, orang Chenchen menganggap loyalitas adalah terpenting dalam masyarakat: Musuh teman saya adalah musuh saya,” tulis McCauley.


Mekipun dua tersangka duet pengebom ini beretnis Chechen, namun Dzhokhar Tsarnaev kabarnya tak pernah pulang kampung. Sedangkan Tamerlan yang diberitakan pernah mengunjungi Chechnya, kemungkinan berhubungan dengan kaum Islam radikal sana.


Tamerlan berupaya berbaur dengan warga Boston, tapi orientasinya lebih kepada Chechnya yang banyak dihuni golongan Islam garis keras. Kembali ke Boston, kemungkinan Tamerlan membimbing adiknya untuk masuk dalam jalan pikiran radikalnya dan merencanakan kekerasan masif dengan meledakkan bom Maraton Boston.


“Mekanisme radikalisasi adalah mencintai seseorang yang sudah teradikalisasi. Ini seperti adik manis yang diajak ngebom..Kita melihat tayangan video, sang adik bergegas mengikuti kakaknya di garis finish Maraton,” ujar McCauley.


Lebih berspekulasi lagi McCauley bilang, sejak Tamerlan pulang kampung dan merasa “disconnected” dari AS mungkin inilah yang membuat dirinya terbuka terhadap ide dan berhubungan dengan Al Qaeda serta kaum militan Chechen.


Pandangan seperti ini memang sepertinya yang paling diinginkan baik oleh AS dan Rusia untuk membentuk opini publik. Kedua pemerintah sama-sama membenci gerakan radikal seperti Al Qaedah dan gerilyawan Chechen.


Hubungan AS dan Rusia kini seperti mencapai titik pertemuan paling ideal yang lama dikungkung psikologi Perang Dingin yang terus menimbulkan saling curiga.


Secara bisnis yang berdimensi politis, baru awal April ini Kementerian Pertahanan AS menyetujui pembelian helikopter Rusia untuk kepentingan pelatihan tentara Afganistan. Ini menjadi simbol terpenting bakal makin baiknya hubungan AS dan Rusia. [Dari berbagai sumber]


Article source: http://www.analisadaily.com/news/read/2012/11/30/90854/lipi_peran_perempuan_dalam_politik_terkendala_kultur/


Duet Bomber Boston Terpengaruh Al Qaeda?

0 comments :

Post a Comment