Wednesday, August 21, 2013

Tanggapan untuk Ibu Titi Supratignyo



Menanggapi surat Ibu Dra Titi Supratignyo, MEd yang dimuat 18 Juli di surat pembaca, kami dari Happy Hakken Club (H2C) ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas perhatian Ibu. Kami sangat menghargai apa yang Ibu tulis, karena ini menunjukkan adanya perhatian, empati, dan peduli pada kegiatan H2C. Koreksi dari Ibu sangat berarti buat kami. Mudah-mudahan Ibu Titi juga senang merajut. Kini Club H2C akan menjadi Happy Haken Club.


Club H2C terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar maupun yang sudah bisa merajut untuk bergabung.


Pertemuan rutin H2C di­adakan setiap bulan, dan bagi yang bisa merajut diharapkan bisa berbagi ilmu dengan teman-te­man yang ingin belajar. Kegiatan lain H2C yaitu pameran dan show. Ke depan diharapkan bisa lebih berkembang lagi. Untuk lebih jelasnya, dapat menghubungi Nadine di 3513 054.


 
Edith
Humas Happy Haken Club
Jl Sembodro 2B/19
Semarang


 
*?*?*


 


 


 


Dampak Perceraian
 


Apa yang Anda pikirkan jika pasangan minta cerai? Pernahkan Anda peduli pada suasana hati pasangan dan masa depan anak-anak saat mengajukan perceraian? Meski anak-anak pasangan artis Jamal Mirdad dan Lidya Kandou tampak tegar saat mengetahui gugatan cerai sudah masuk di Pengadilan Agama, namun mereka saat itu tetap berharap kedua orang tua mereka dapat rujuk dan mesra kembali sebagaimana puluhan tahun silam.


Media selalu menayangkan informasi akibat perceraian sebagaimana yang dialami oleh artis Marshanda. Demikian juga gadis remaja berstatus siswi SMP di Jawa Timur yang akhirnya terjerumus di dunia prostitusi, dan tidak sedikit anak-anak terabaikan hingga menjadi pecandu narkoba. Apakah Anda tetap akan bercerai dan terus menciptakan generasi ‘’penderita’’, sementara Anda menginginkan hidup nyaman seolah-olah bahagia di antara anak-anak yang terluka sebagai akibat dari perceraian?


Data kasus perceraian di Pengadilan Agama Tingkat I Semarang yang disidangkan setiap harinya mencapai 50-60 kasus dengan keputusan sidang mayoritas cerai. Sedang pasangan yang berhasil didamaikan persentasenya sangat kecil, bahkan mengarah ke nihil. Total kasus perceraian hingga semester pertama tahun 2013 di Semarang mencapai 1.479 kasus, jumlah tersebut diprediksi mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kasus perceraian selama tahun 2012 yang berjumlah 3.034 kasus.


Bagi pasangan yang berkeinginan cerai, luangkanlah sedikit waktu untuk menghayati setiap bait lagu Iwan Fals berikut :  Kemesraan ini, janganlah cepat berlalu, kemesraan ini, ingin kukenang selalu. Hatiku damai, jiwaku tentram di sampingmu, hatiku damai, jiwaku tentram bersamamu’’ Hal ini karena tu­juan perkawinan menurut UU RI No 1 Tahun 1974 Pasal 1 adalah membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.


Jika pasangan tetap harus cerai, hendaknya hal tersebut ditempuh bukan untuk memuluskan keinginan untuk mengikat perkawinan dengan pasangan yang baru, tetapi sadarilah bahwa hal tersebut suatu kegagalan yang harus disesali. Kemudian fokus untuk mencurahkan kasih sayang kepada anak-anak yang dianugerahkan Tuhan sebagai hasil dari perkawinan yang telah dilalui.


Berilah kesempatan kepada anak untuk menikmati hidup dengan kasih sayang dan perhatian yang cukup sebagai tanggung jawab orang tua. Ingat, Allah itu maha pengampun dan penyayang dan setiap kita sudah mendapat pengampunan sehingga wajar jika kita harus berusaha untuk dapat saling mengampuni.
 


Manogar Rajagukguk
BK SMK 17 Agustus 1945
Jl Ki Mangunsarkoro No 19
Semarang


*?*?*
 


 


 


Ulah Oknum FPI Mengusik Ketenangan


 


Ulah oknum anggota FPI (Front Pembela Islam) yang mengusik ketenangan penduduk Sukorejo, Kendal, kami rasa memalukan. Imbauan kami, Presiden SBY menindak oknum FPI yang menjadi sumber keke­rasan. Sebagai warga negara yang taat hukum dan patuh terhadap perintah agama, kita wajib men­desak pemerintah pusat hingga daerah memberlakukan kebijakan penghapusan hak-hak dalam berorganisasi kepada FPI ataupun ormas lain yang melakukan tindakan anarkis, merusak, main hakim sendiri. Baik berdalih kebenaran agama sendiri maupun kelompok.


Ormas semacam itu sering menimbulkan kericuhan lokal maupun nasional, bahkan mengakibatkan jatuhnya korban. Jika masih dibiarkan, apalagi Peme­rintah Daerah Jawa Tengah sendiri abai menindaklanjuti aspirasi sebagian masyaratnya, ke-mungkinan kejadian seperti di Kendal akan terulang.


Kami berharap gubernur yang baru, Ganjar Pranowo da-lam masa kepemimpinannya kelak bisa mengembalikan ketenangan masyarakat Jawa Tengah yang sering terusik terorisme dan kekerasan. Semoga kemuliaan Ramadhan yang baru berlalu, senantiasa hadir mengantarkan kita mendapatkan gelar muttaqin (hamba Allah yang bertaqwa). Memiliki prinsip dan bersikap rahmatan lil alamiin (kasih sayang lintas agama, bangsa, yang tak terbatas), tidak mudah terprovokasi maupun bertindak menang sendiri. Amin.


 
H Bayu Aghustin
Mohammad Iqbal, SE
Jl Galungan 3/1/96
RT 05/06 Krapyak
Semarang Barat
 


*?*?*


 


 
 


Masuk Anggota TNI Tak Dipungut Biaya
 


Menjadi seorang TNI adalah cita-cita yang didambakan oleh pemuda, tak heran akhir-akhir ini animo pendaftar sangat banyak, bahkan melebihi batas yang ditentukan. Maka sangat disayangkan jika tidak mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mendaftar.


Proses penerimaan yang ingin menjadi anggota TNI, khususnya TNI AD, tidak akan diminta dana sama sekali. Namun masih ada masyarakat yang punya persepsi (pandangan) yang salah tentang seleksi, masuk menjadi prajurit TNI harus bayar.


Apalagi masih ada berita di media bahwa masuk TNI dipu­ngut biaya, seperti yang terjadi baru-baru ini menimpa seorang PNS di Kabupaten Grobogan. Dia meratapi nasibnya dan harus ke­hilangan uang Rp 67 juta karena telah ditipu. Warga Ngembel Ki­dul RT 02 RW 04 Tanggungharjo, Grobogan itu telah menitipkan anaknya yang bernama Janu Pur­wantono untuk menjadi TNI kepada seseorang yang katanya bisa meloloskan bisa masuk menjadi prajurit TNI.


Fenomena yang berkembang saat ini justru masih ada anggota masyarakat beranggapan untuk menjadi anggota TNI paling tidak menyiapkan dana hingga ratusan juta rupiah. Persepesi yang salah tersebut apabila dibiarkan sangat merugikan institusi TNI.


Untuk itu kami berharap agar berhati-hati. Bila anak ingin menjadi prajurit TNI sebaiknya mempersiapkan diri agar bisa lolos seleksi. Lakukan latihan fisik seperti lari, renang, dan lainnya agar bisa lolos. Bila perlu tanya kepada prajurit terdekat bagaimana menghadapi tes wawancara, psikologi ataupun tes lain.


Jangan sia-siakan waktu dan gunakan untuk mempersiapkan jauh hari sebelum mendaftar, karena pendaftaran setahun dua kali. Jadi jangan jauh hari malah mempersiapkan dana untuk bisa lolos. Hilangkan persepsi seperti itu. Untuk menjadi anggota tentara tidak dipungut biaya sepeser pun. Kepada orang tua maupun calon prajurit yang mengikuti tes masuk, jangan mempercayai jika ada orang yang mengiming-imingi bisa membantu kelulusan.


Apabila masih menemukan orang yang menawari dengan janji bisa meloloskan jadi prajurit TNI, segera laporkan ke pihak aparat yang terkait seperti Polisi Militer (PM) atau aparat terkait agar jangan sampai kena tipu seperti yang barusan dialami oleh warga Grobogan tersebut.


 
Sukirman S
Asrama TNI-AD Kalisari
Blok A/5
RT 01/05 Barusari
Semarang Selatan
 


*?*?*


 


 


 


Pinjaman di BRI Lunas Agunan Belum Diberikan
 


Salam sejahtera, semoga kita selalu mendapatkan lindungan-Nya, amin. Perlu kami sampaikan terkait dengan permasalahan yang kami hadapi dengan PT Bank BRI Unit Margorejo. Hal itu terkait dengan agunan kami (sertifikat) atas nama Muslikah, Desa Sokokulon, Margorejo, Pati, yang sampai saat ini belum kami terima. Padahal kewajiban kami selaku nasabah sudah kami laksanakan dengan pelunasan atas tanggungan kami, 20 Mei 2013.


Kami telah melakukan koordinasi dengan pihak bank dan mengirimkan surat ke Cabang Pati 2, namun sampai saat ini belum mendapat jawaban dan kepastian. Harapan kami agar pihak bank bisa berkoordinasi dan bertanggung jawab atas semua kerugian.


 
Muslikah
Sokokulon RT 02/01
Margorejo, Pati


(/)

Untuk berita terbaru, ikuti kami di Twitter
twitter
dan Facebook
Facebook


Article source: http://www.theglobejournal.com/Opini/catatan-kecil-untuk-kita-dan-mirza--alfath/index.php


Tanggapan untuk Ibu Titi Supratignyo

0 comments :

Post a Comment